SIKLUS KONVERSI
1.
PENGERTIAN
Siklus konversi merupakan siklus yang
memproses bahan baku dan suplais menjadi produk jadi ( barang atau jasa) yang
siap untuk dijual. Dalam siklus konversi, system akuntansi mencatat satu
kejadian ekonomi (transaksi) yaitu konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat dijual. Dalam
perusahaan manufaktur, siklus ini terdiri atas system penggajian, system
persediaan, dan system akuntansi biaya.
System aplikasi dalam siklus konversi
memproses 5 jenis transaksi yaitu: pembelian barang, penjualan barang, transfer
bahan baku, tenaga kerja dan overhead kedalam produksi, transfer barang dalam
proses ke produk jadi dan penggajian.
2.
SISTEM
PERSEDIAAN
Sistem
persediaan merupakan sebuah sitem yang memelihara catatan persediaan dan
memberitahu manajer apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan. Dalam
perusahaan manufaktur, system persediaan mengendalikan tingkat atau jumlah
bahan baku dan jumlah produk jadi. Sebuah system persediaan memproses dua jenis
transaksi yaitu transaksi pembelian barang dan transaksi penjualan barang.
2.1 Pembelian Barang
Siklus
pengeluaran memproses transaksi pembelian barang. Namun, jurnal yang dibuat
untuk mencatat transaksi ini tergantung pada metode yang digunakan untuk
akuntansi persediaan, yaitu metode periodic dan metode perpetual. Secara
periodic perusahaan juga menghitung harga pokok penjualan dari saldo awal dan
saldo akhir periode dan saldo rekening pembelian. Jurnal untuk mencatat
transaksi pembelian adalah :
Pembelian
xxx
Utang Dagang xxx
Dengan
metode perpetual, perusahaan menyelenggarakan catatan yang menampung transaksi
mutasi persediaan. Dengan catatan ini, maka posisi persediaan dapat diketahui
setiap saat, karena dengan digunakannya computer untuk mengolah data akuntansi,
kendala yang dihadapi pada masa lalu dapat dieleminasi, sehingga aktivitas
pencatatan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, serta menghasilkan berbagai
informasi yang penting untuk pengendalian perusahaan, jika perusahaan membeli
barang, maka pembeliaan ini akan dicatat dalam rekening persediaan barang,
sehingga otomatis menambah kuantitas dan menambah kos. Pencatatan dalam jurnal
dilakukan sebagai berikut :
Persediaan
Barang Dagangan xxx
Utang Dagang xxx
2.2 penjuala Barang
Perusahaan
mencatat harga pokok barang yang terjual dalam sebuah rekening buku besar yang
berjudul Harga Pokok Penjualan. Jika perusahaan menggunakan metode periodic,
maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal ketika terjadi transaksi penjualan.
Jika perusahaan menggunakan metode perpetual, perusahaan akan mendebit rekening
Harga Pokok Penjualan dan mengkredit rekening Persediaan pada saat terjadinya
transaksi penjualan. Pada akhir periode, saldo akhir pada rekening harga pokok
penjualan merupakan harga pokok barang yang dijual selama satunperiode
akuntansi.
2.3 Laporan Yang Dihasilkan
System
persediaan juga menghasilkan berbagai macam laporan yaitu :
a. Laporan
status persediaan
Laporan
ini berisi daftar seluruh jenis persediaan, kuantitas dan harga perolehan.
Laporan ini memberikan penjelasan tentang persediaan yang dilaporkan dalam
neraca.
b. Laporan
per jenis persediaan
Dalam
system on-line real time karyawan perusahaan mengetahui kuantitas per jenis
persediaan yang tersedia saat laporan ini dihasilkan. Ada 2 pilihan untuk
mengetahuininformasi tersebut, yaitu mencetak ke kertas atau melihat di layar
monitor.
c. Laporan
pemesanan kembali
Dalam
perusahaan manufaktur, informasi ini mengawali dibuatnya peritah produksi.
d. Laporan
hasil perhitungan fisik
Laporan
ini berisi perhitungan fisik persediaan yang dilakukan secara periodic. Dengan
laporan ini, maka perhitungan harga pokok penjualan dapat dilakukan.
2.4 Catatan Akuntansi
Dalam
system manual, perusahaan yang menggunakan metode [er[etual membutuhkan sebuah
rekening pembantu persediaan untuk mencatat perubahan yang terjadi pada setiap
jenis barang. Rekening pembantu ini sering disebut dengan karu persediaan.
Dalam kartu tersebut selain dicatat
bertambah dan berkurangnya nilai persediaan per jenis barang, juga
dicatat bertambah dan berkurangnya kualitas persediaan, dan saldo yang baru.
Dalam
sistem berbasis komputer, apabila perusahaan masih menggunakan pendekatan file,
maka tata cara pencatatannya sama dengan sistem manual.
2.5 Prosedur
Pemrosesan Transaksi Persediaan
Jika
sistem persediaan diselenggarakan secara manual, maka sistem ini sudah menjadi
satu (tergabung) dalam siklus pendapatan dan siklus pengeluaran. Jika sistem persediaan diselenggarakan dengan
menggunakan komputer, maka prosedur pemrosesan transaksi persediaannya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
2.6 Pengendalian Aplikasi
Pengendalian
aplikasi untuk sistem persediaan dibagi menjadi pengendalian input,
pengendalian proses, dan pengendalian output. Uraian rinci untuk setiap jenis
program aplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Contoh
pengendalian aplikasi dalam sistem persediaan
Jenis
|
Prosedur pengendalian
|
Input
|
Uji kelengkapan. Verifikasi eksistensi
nomor dan kualitas pada laporan pada laporan penerimaan barang. Verifikasi
eksistensi data brikut: nomor, kuantitas barang dan nomor rekening buku besar
pada formulir permintaan bahan baku.
Uji validitas. Verifikasi untuk memastikan bahwa nomor
barang pada sebuah transaksi ada dalam file induk persediaan
|
Pemrosesan
|
Penghitungan data. Program melakukan
verifikasi untuk memastikan bahwa debit pada rekening persediaan = angka pada
laporan penerimaan barang. Program juga melakukan verifikasi untuk memastikan
bahwa angka kredit = angka pada bukti permintaan bahan baku
|
Output
|
Petugas melakukan verifikasi dari
laporan kontrol untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah diproses
|
3.
SISTEM
AKUNTANSI BIAYA
Tahap
akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya. Tujuan
diselenggarakannya sistem akuntansi biaya adalah (a) menghasilkan informasi
untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja kegiatan produksi, (b)
menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dasar
penentuan harga (pricing)dan keputusan tentang komposisi produk (product mix),
dan (c) menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai
persediaan dan harga pokok penjualan.
Jenis
– jenis sistem akuntansi biaya yang umumnya digunakan oleh sebuah perusahaan
adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job-order costing) dan sistem
penentuan harga pokok proses (process costing). Sistem penentuan harga pokok
pesanan membebankan biaya ke kelompok produksi tertentu misalnya pesanan. Cara
ini digunakan apabila produk yang dibuat dan dijual memiliki spesifikasi yang
berbeda (heterogin).
3.1 Laporan yang dihasilkan
Laporan
yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya umumnya berupa laporan kontrol dan
laporan harga pokok produksi. Secara rinci uraian tentang kedua laporan
tersebut adalah sebagai berikut:
v Laporan
Kontrol (kontrol report). Laporan ini memberikan bukti bahwa transaksi tidak
hilang selama proses. Sintem akuntansi biaya biasanya menggunakan laporan ini
untuk dikeluarkan dari rekening persediaan produk dalam proses.
v Laporan
Harga Pokok Produksi (production cost report). Sistem akuntansi biaya
menghasilkan beberapa laporan biaya produksi yang berbeda. Ada jenis laporan
yang menyajikan harga pokok total dan per unit produk per pusat produksi, ada
juga laporan yang menghasilkan laporan per jenis produk. Untuk perusahaan yang
menggunakan sistem biaya standar, laporan ini menyajikan informasi anggaran
bbiaya dan realisasinya.
3.2 Catatan Akuntansi
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya ini tergantung
apakah perosesan data biaya dilakukan dengan menggunakan komputer atau tidak.
Secara rinci akan diuraikan catatan akuntansi pada kedua kondisi tersebut
sebagai berikut:
1. Jika
perusahaan mengolah data biaya secara manual (non computerized record).
a. Perusahaan
jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (production
cost ledger), yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening Persediaan
Produk dalam proses.
b. Jika
perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu
halaman untuk setiap pesanan.
c. Jika
perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu
halaman untuk setiap pusat biaya.
2. Jika
perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer.
a. Catatan
akuntansi dalam sistem ini sama dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan
secara manual, yang terdiri atas file induk (master file) dan file transaksi
(tansaction file). File induk ekuivalen dengan rekening buku besar dan file
transaksi ekuivalen dengan jurnal dapa sistem manual.
b. Dalam
sistem data base, data biaya akan ditampung dalam subskema secara independen.
File-file yang diselenggarakan : (a). file pusat biaya (cost center file), dan
(b). file harga pokok pesanan (job cost file).
3.3 prosedur Pengolahan Transaksi Biaya
pengolahan
transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer.
Uraian rinci tentang prosedur pengolahan transaksi biaya, baik untuk sistem
manual maupun untuk sistem yang berbasis komputer, akan diberikan dalam bentuk
narasi dan dalam bentuk bagan alir (flowchart). Bagan alir untuk prosedur
pengolahan transaksi akuntansi biaya secara manual dapat dilihat digambar 13.6.
urut –urutan kegiatan bagan alir di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagian
Gudang
1. bagian
ini akan menyerahkan laporan order ulang kedepartemen pengawasan produksi, jika
persediaan telah mencapai jumlah pemesanan kembali.
Departemen
Pengawasan Produksi
2. Atas
dasar laporan order ulang, departemen ini membuat order produksi sebanyak dua
lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut:
-
Lembar ke 1 diteruskan kebagian pabrik
-
Lembar ke 2 diserahkan kebagian
akuntansi biaya
Bagian
Pabrik
3. Atas dasar perintah produksi yang diterima,
bagian ini akan meminta barang dengan membuat bukti permintaan bahan dan
diserahkan ke bagian gudang.
Bagian
Gudang
4. Setelah
menerima bukti permintaan bahan, bagian gudang menyerahkan barang kebagian
pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan kebagian akuntansi biaya.
Bagian
pabrik
5. Setelah
menerima bahan baku dari gudang, bagian ini akan membuat tiket kerja (job
ticket) dan menyerahkannya kebagian akuntansi biaya.
6. Selanjutnya
bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika telah selesai maka
bagian pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi dan menyerahkannya
kebagian akuntansi biaya.
Bagian
Akuntansi Biaya
7. Bagian
ini mula-mula menerima tembusan perintah produksi, lalu menyiapkan catatan
akuntansi biaya dan mengarsipkan dokumen tersebut urut nomor.
8. Bagian
ini selanjutnya juga menerima bukti permintaan bahan dan tiket kerja ,
selanjutnya bagian ini akan mengeluarkan perintah produksi dari arsipnya, dan
mencatat konsumsi biaya dalam catatan akuntansi biaya.
9. Setelah
produk selesai dibuat, bagian ini juga menerima perintah produksi yang sudah
lengkap dari bagian produksi. Selanjutnya bagian ini akan menghitung harga
pokok per unit, mencatatnya ke dalam jurnal voucher, dan mengarsipkan
dokumen-dokumen tersebut urut nomor.
3.4 Aktivitas Pengendalian pada Sistem
Akuntansi Biaya
Agar
dapat menghasilkan informasi yang berkualitas
baik, selain prosedur baku yang dimiliki dan ditetapkan telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya, perusahaan perlu mengadopsi berbagai macam
prosedur pengendalian. Dalam sistem akuntansi biaya yang diselenggarakan secara
manual, aktivitas pengendalian mencakup 4 aspek yaitu: otorisasi transaksi,
pengamatan terhadap aktiva dan catatan, pemisahan fungsi atau pemisahan tugas,
dan dokumen dan catatan yang memadai. Tabel 13.4 menguraikan prosedur-prosedur
pengendalian intern yang dapat diterapkan pada sistem akuntansi biaya yang
diselenggarakan secra manual.
Aktivitas
Pengendalian untuk Transaksi Akuntansi Biaya (manual)
Aktivitas
|
Bahan baku
|
Otorisasi Transaksi
|
·
Manajer pengawasan produksi
mengotorisasi, pengawas persediaan menyetujui
|
Pengamanan bahan baku
|
·
Kualitas ditentukan atas dasar
kebutuhan bahan baku
·
Bahan hanya dikeluarkan jika ada
bukti permintaan bahan baku
|
Pemisahan tugas
|
·
Bagian pabrik dan pengawasan
produksi
·
Pencatat persediaan dan gudang
·
Akuntansi keuangan dan akuntansi
biaya
|
Dokumen dan catatan yang memadai
|
Permintaan perintah produksi
·
Dibuat berdasarakan pesanan
kembali, kuantitas pemesanan kembali, atau pesanan khusus dari konsumen.
Perintah produksi
·
Dibuat hanya berdasarkan
permintaan order produksi
·
Bernomor urut tercetak
Catatan harga pokok pesanan
·
Dibuat atas dasar order produksi
·
Transaksi diposting setiap hari
·
Setiap akhir bulan dibuat control
totals
Catatan persediaan
·
Permintaan bahan baku benomor
urut cetak
·
Setiapp akhir bulan dibuat
control totals
Buku besar
·
Akuntansi biaya diintegrasikan
kedalam akuntansi keuangan
·
Dibuat control total dari catatan
persediaan dan akuntansi biaya
|
|
|
Aktivitas
|
Tenaga
Kerja
|
Otorisasi Transaksi
|
·
Manajer pengawasan produksi,
mengotorisasi, pengawas produksi menyetujui
|
Pemisahan Tugas
|
·
Pencatat waktu kerja dan bagian
penggajian
·
Bagian pabrik dan pencatat waktu
·
Akuntansi biaya dan akuntasi
keuangan
·
Bagian penggajian dan bagian
personalia
|
Dokumen dan Catatan yang Memadai
|
Catatan waktu kerja
·
Waktu yang diperkenankan sesuai
daftar kegiatan
·
Tiket waktu kerja dibuat untuk
setiap penugasan
·
Data pada tiket waktu kerja dan
kartu dibandingkan
Biaya tenaga kerja
·
Daftar karyawan dan tariff
upah/gaji diperoleh dari bagian personalia
·
Posting dilakukan seminggu sekali
·
Setiap akhir bulan dibuat control
totals
Buku besar
·
Jumlah data tenaga kerja langsung
dibandingkan dengan total gaji
|
aktivitas
|
Transper barang dalam proses ke barang
jadi
|
Otorisasi transaksi
|
·
Manajer pengawasan produksi
mengotorisasi dan menyetujui
|
Pengamanan produk jadi
|
·
Transfer didasarkan atas laporan
produk jadi
|
Pemisahan tugas
|
·
Pencatat persediaan dan gudang
·
Akuntansi keuangan dan akuntansi
biaya
|
Dokumen dan catatan yang memadai
|
Laporan produk jadi
·
Dibuat segera setelah proses
produksi selesai
·
Bernomor urut tercetak
Catatan harga pokok pesanan
·
Dihapus dari catatan barang dalam
proses setelah diterimanya laporan barang jadi
·
Setiap akhir bulan dibuat control
totals
Catatan persediaan
·
Laporan produk jadi bernomor urut
tercetak
·
Setiap akhir bulan dibuat control
totals
Buku besar
·
Akuntansi biaya diintegrasikan
kedalam akuntansi keuangan
·
Dibuat control total dari catatan
persediaan
|
Pengolahan
transaksi biaya dapat pula dilaksanakan dengan menggunakan komputer sebagai
alat bantu. Uraian rinci prosedur pengolahan transaksi biaya ini juga akan diberikan
dalam bentuk narasi dan bagan alir.
Bagian
Gudang
1. Bagian
ini akan menyerahkan laporan pemesanan kembali ke Departemen Pengawasan
Produksi, jika persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali.
Departemen
Pengwasan Produksi
2. Atas
dasar dokumen order penjualan dan laporan pemesanan kembali, departemen ini
membuat perintah proksi sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai
berikut:
-
Lembar ke 1 diteruskan kebagian pabrik
-
Lembar ke 2 diserahkan ke Departemen
Pengolahan Data
Departemen
Pengolahan Data
3. Bagian
ini menerima perintah produksi dari departemen pengawasan produksi.
Selanjutnya, bagian ini melakukan perhitungan jumlah kelompok, dan memasukkan
data produksi kedalam komputer.
4. Setelah
menerima input data produksi, bagian ini menjalankan program komputer berupa
validasi transaksi.
5. Selanjutnya,
bagian ini akan menjalankan program penggabungan data produksi yang baru dengan
data yang telah terkumpul sebelumnya. Keluaran dari proses ini adalah data
produksi yang telah digabung dalam file harga pokok pesanan.
Bagian
Pabrik
6. Atas
dasar perintah produksi yang diterima, bagian ini akan meminta bahan baku dengan membuat bukti permintaan
bahan baku dan diserahkan ke bagian gudang.
Bagian
Gudang
7. Setelah
menerima permintaan bahan baku, bagian gudang menyerahkan barang kebagian
pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan baku tersebut kebagian akuntansi
biaya.
Bagian
Pabrik
8. Setelah
menerima bahan baku dari gudang bagian ini akan membuat tiket waktu kerja (job
ticket) dan menyerahkannya kebagian akuntansi biaya.
9. Selanjutnya
bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika proses produksi telah
selesai maka bagian pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi dan
menyerahkannya ke Departemen Pengolah Data.
Departemen
Pengolahan Data
10. Bagian
ini menerima bukti permintaan bbahan baku tiket waktu kerja. Atas dasar kedua
dokumen tersebut, bagian ini melakukan perhitungan jumlah data kelompok, dan
memasukan data produksi ke dalam komputer.
11. Setelah
menerima input data pemakaian bahan baku dan tenaga kerja, bagian ini
menjalankan program validasi transaksi.
12. Tahap
berikutnya, bagian ini akan menjalankan program update catatan akuntansi biaya.
Hasil dari proses ini adalah laporan kontrol, file harga pokok pesanan yang
telah di update, dan file pusat biaya.
13. Setelah
produk selesai dibuat, bagian ini juga menerima perintah produksi yang sudah
lengkap dari bagian produksi. Selanjutnya bagian ini akan memasukan data produk
selesai ke dalam komputer dan menjalankanprogram penghitungan harga pokok per
unit dan membuat laporan harga pokok pesanan. Hasil dari proses ini adalah (1)
laporan harga pokok pesanan, dan (2)
jurnal voucher.
3.5 Tujuan, Ancaman, dan Prosedur
Pengendalian dalam Sistem Akuntansi Biaya
Fungsi
kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan
dan pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:
1. Semua
transaksi telah diotorisasi secara tepat
2. Semua
transaksi yang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)
3. Semua
transaksi yang valid dan diotorisasi telah dicatat
4. Semua
transaksi telah dicatat secara akurat
5. Semua
aktiva (kas, persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas
bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dokumen
dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan peranan penting dalam
mencapai tujuan pengendalian ini. Dokumen yang sederhana, lengkap dengan
intruksi pengisian yang jelas akan memudahkan pencatatan data transaksi yang
efisien dan akurat. Penyediaan ruang khusus pada dukumen kertas dan dokumen
elektronik untuk mencantumkan siapa yang membuat dan siapa yang mengkaji
dokumen tersebut juga merupakan bukti bahwa sebuah transaksi diotorisasi secara
tepat. Penggunaan nomor dokumen yang tercetak urut juga memudahkan pengecekan
untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dicatat.
Ancaman
1: Transaksi tidak diotorisasi.
Kegiatan
produksi yang tidak diotorisasi akan berakibat pada pasokan barang yang terlalu
berlebih untuk kebutuhan jangka pendek, dan oleh karena itu menciptakan
persoalan potensi arus kas karena sumberdaya perusahaan terikat dalam
persediaan. Produksi yang terlalu banyak juga menaikan risiko dimilikinya
barang yang menjadi usang, baik usang secara fisik maupun usang secara
teknologi.
Kelebihan
atau kekurangan produksi dapat dicegah dengan perencanaan produksi yang lebih
akurat. Perbaikan ini mensyaratkan adanya peramalan penjualan, data tentang
persediaan, dan informasi dari siklus pendapatan dan siklus pengluaran yang
akurat dan terkini.
Prosedur
Pengendalian dalam Sistem Akuntansi Biaya
Ancaman
|
Akibat
|
Prosedur Pengawasan
|
Transaksi tidak diotorisasi
|
·
Produksi dan persediaan berlebih
·
Keusangan
·
Produksi terlalu rendah,
kehabisan barang, dan kehilangan penjualan
·
Investasi dalam aktiva tetap
|
·
Peramalan penjualan yang akurat
·
Catatan persediaan yang akurat
·
Otorisasi produksi
·
Pembahasan akses ke program
perencanaan produksi dan ke blangko order produksi
·
Pengkajian dan persetujuan
terhadap pengeluaran modal
|
Pencurian dan kerusakan persediaan
atau aktiva tetap
|
·
Kehilangan aktiva
·
Catatan persediaan terlalu besar
|
·
Pembahasan akses fisik
·
Pencatatan terhadap seluruh
transfer internal persediaan
·
Pemisahan tugas yang tepat
·
Perhitungan fisik persediaan
periodik dan pembandingan hasilnya dengan catatan persediaan
·
Penetapan wewenang dan tanggung
jawab terhadap aktiva tetap
·
Persetujuan dan dokumentasi yang
tepat untuk disposisi aktiva tetap
·
Penutupan asuransi
|
Kesalahan pencatatan dan posting
|
·
Perencanaan dan penjadwalan tidak
efektif
·
Keputusan yang keliru
·
Kenaikan biaya dan PBB
|
·
Otomasi sumber data
·
Edit control entry data
·
Penghitungan fisik persediaan
periodik dan pembandingan hasilnya dengan catatan persediaan
|
Kehilangan data
|
·
Kehilangan aktiva
·
Pembuatan keputusan tidak efektif
|
·
Prosedur backup dan recovery
·
Pengawasan akses fisik dan logis
·
Penggunaan label file
·
Pembuatan dan pengkajian
log(penampungan data) untuk seluruh aktivitas komputer
|
Inefisiensi dan persoalan pengawasan
kualitas
|
·
Kenaikan biaya (sisa bahan,
pengerjaan ulang, retur penjualan)
·
Kehilangan pelanggan dan
penjualan
|
·
Pembuatan laporan kinerja reguler
·
Laporan perkecualian
·
Pengukuran biaya pengawasan
kualitas
·
Pengukuran proses
|
Otorisasi
dan persetujuan order produksi yang tepat juga merupakan prosedur pengendalian
yang dapat diterapkan untuk mencegah kelebihan produksi. Dalam kasus ini dapat
digunakan prosedur yang disebut verifikasi closed-loop, yaitu:
·
Perencanaan produksi memasukkan kedalam
komputer data nomor produk dan sistem akan menyajikan nama produk, kuantitas
order, dan data lain yang relevan.
·
Meminta unit memakai untuk melakukan
verifikasi untuk memastikan bahwa order produksi yang dikeluarkan telah benar
·
Jika digunakan blangko order produksi,
maka akses terhadap blangko tersebut harus dibatasi
·
Blangko tersebut harus bernomor urut
tercetak dan secara periodik dihitung untuk menjamin bahwa semua aktivitas
produksi telah diotorisasi.
Ancaman
2: Pencurian atau Perusakan Persediaan Barang dan Aktiva Tetap
Pencurian
barang dan aktiva tetap merupakan ancaman utama bagi perusahaan manufaktur.
Selain itu pencurian aktiva tetap dapat pula dapat pula menyebabkan pelaporan
aktiva tetap yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan analisis kinerja
keuangan tidak akurat dan dalam hal persediaan barang, menyebabkan produksi
terlalu rendah (underproduction).
Untuk
mengurangi risiko kehilangan barang, akses fisik kepersediaan harus dibatasi
dan perpindahan barang internal harus didokumentasikan. Dengan demikian
permintaan bahan baku harus digunakan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan
baku untuk produksi.
Ancaman
3: Kesalahan Pencatatan dan Pembukuan
Pencatatan
dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat menurunkan
efektivitas penjadwalan produksi dan memperlemah kemampuan manajemen dalam
memantau dan mengendalikan kegiatan operasi atau produksi. Sebagai contoh,
tidak akuratnya data biaya dapat berakibat ketidak tepatan keputusan tentang
jenis produk apa yang harus dibuat dan penetapan harga jual.
Prosedur
pengendalian terbaik untuk menjamin bahwa entry data akurat adalah
mengotomasikan pengumpulan data dengan menggunakan mesin pembaca kode bar,
mesin pembaca badge, dan sejenisnya. Alternatif lainnya adalah digunakannya
terminal on-line untuk memasukkan data.
Selain itu dapat juga digunakan password dan identifikasi pemakai untuk
membatasi akses hanya untuk karyawan yang sah saja.
Ancaman
4: kehilangan Data
Kehilangan
data produksi menghambat pemantauan persediaan barang dan aktiva tetap, dan
mempersulit penjaminan bahwa manufaktur dilaksanakan secara efektif dan
efisien.oleh karena itu catatan persediaan barang dan produk dalam proses harus
dilindungi dari kemungkinan hilang atau rusak, baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.
Ancaman
5: Inefisiensi dan Persoalan biaya
Kualitas
Inefisiensi
kegiatan produksi dapat menyebabkan kenaikan biaya. Persoalan biaya kualitas
juga menaikan biaya dan bahkan mengurangi peluang penjualan dimasa mendatang.
Dengan demikian, aktivitas produksi harus dipantau secara ketat dan dilakukan
tindakan segera jika terjadi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetukan
sebelumnya.
Sistem
informasi akuntansi dapat membantu mengendalikan efisiensi dan kualitas dengan
cara menyusun laporan kinerja, selain berisi perbandingan antara anggaran dan
realisasi, juga disajikan hasil pengukuran throughput (( total unit
diproduksi/waktu pemrosesan) x (produk sempurna /total unit)) dan pengendalian
kualitas.
4.
SISTEM
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (PENGGAJIAN)
Sistem
manajemen sumberdaya manusian atau sistem penggajian adalah serangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang terkait yang berhubungan
dengan pengelolaan karyawan perusahaan secara efektif. Kegiatan penting yang
mencakup dalam sistem manajemen sumber daya manusia adalah:
1. Seleksi
calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru
2. Pelatihan
(training) karyawan baru
3. Penempatan
(placement) atau penugasan karyawan baru
4. Penggajian
atau penentuan gaji upah, dan insentif lainnya
5. Evaluasi
kinerja karyawan
6. Pemberhentian
karyawan
Biaya
gaji karyawan dialokasikan ke produk dan departemen untuk digunakan dalam
penentuan harga jual produk dan pembuatan keputusan komposisi produk serta
untuk mengevaluasi kinerja. Aktivitas nomor 1, yaitu seleksi dan pengangkatan
karyawan dan aktivitas nomor 6, yaitu pemberhentian karyawandilakukan sekali
saja untuk setiap karyawan, sedangkan aktivitas nomor 2 sampai aktivitas nomor
5 dilakukan berulang-ulang selama karyawan masih aktif bekerja dalam
perusahaan. Umumnya keenam aktivitas dibagi menjadi 2 kelompok aktivitas.
Aktivitas nomor 4, yaitu penggajian adalah fungsi utama dari sistem penggajian.
Kelima aktivitas lainnya dilaksanakan oleh sistem sumber daya manusia.
Bagian
ini memfokuskan terutama pada sistem penggajian, karena sistem ini merupakan
salah satu komponen yang terbesar dan terpenting dalam sistem informasi
akuntansi. Selain itu, sistem penggajian harus dirancang sesuai dengan
peraturan pemerintah dan sesuai dengan kebutuhan informasi manajemen.
Meskipun
demikian sistem manajemen SDM yang dirancang dengan baik juga penting bagi
perusahaan, karena keterampilan dan pengetahuan karyawan merupakan aktiva yang
bernilai tinggi, yang harus dikelola, dikembangkan dan dipelihara secara
hati-hati.
Sistem
penggajian berhubungan erat dengan subsistem lainnya dan juga berhubungan
dengan pihak eksternal organisasi. Hubungan itu ditunjukan oleh gambar 13.8
4.1 Aktivitas Dalam Sistem Penggajian
Aktivitas
dalam sistem penggajian akan diuraikan melalui dua model, yaitu sistem
penggajian yang diselenggarakan secara manual, dan sistem penggajian yang
dilaksanakan dengan menggunakan komputer. Untuk setiap sistem uraian akan
diberikan dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk bagan alir (flowchart) dan dalam
bentuk narasi.
4.1.1
Narasi
Prosedur Penggajian Manual
Departemen
Personalia
1. Berdasarkan
lamaran yang masuk, bagian ini menyaring dan mengangkat karyawan. Hasil dari
proses ini adalah surat pengangkatan karyawan baru, yang akan didistribusikan
sebagai berikut:
-
Lembar ke 1 diserahkan ke karyawan yang
bersangkutan
-
Lembar ke 2 diserahkan kebagia gaji
-
Lembar ke 3 diserahkan ke penyelia
atasan langsungnya
-
Lembar ke 4 diarsipkan urut abjad
bersama-sama dengan surat lamaran dan referensi diarsipkan urut abjad.
Supervisor/penyelia
2. Setelah
menerima tembusan surat pengangkatan karyawan baru, penyelia menyiapkan skedul
kerja untuk karyawan baru dan memberikan beban pekerjaan kepada karyawan baru.
3. Menjelang
tanggal pembayaran gaji, bagian ini memeriksa tiket kerja kartu jam kerja.
Setelah diperiksa, kartu jam kerja diteruskan ke bagian gaji, sedangkan tiket
kerja diserahkan kebagian akuntansi biaya.
Prosedur
Penggajian Manual
Karyawan Baru
4. Setelah
menerima surat pengangkatan, karyawan baru akan memperoleh skedul kerja dari
atasan langsungnya. Jumlah jam kerja dan jam hadir karyawan akan direkan dalam
kartu jam kerja dan tiket kerja yang akan diserahkan ke atasan langsungnya.
Bagian gaji
5. Bagian
gaji menerima tembusan surat pengangkatan pegawai baru, selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk membuat catatan gaji kumulatif, yang sementara akan
diarsipkan urut abjad.
6. Bagian
ini juga menerima kartu jam kerja dari atasan langsung karyawan. Atas dasar
dokumen ini, bagian gaji akan membuat daftar gaji sebanyak 2 lembar dan
mendistribusikan sebagai berikut:
-
Lembar ke 1 diserahkan ke bagian
keuangan
-
Lembar ke 2 diserahkan kebagian
akuntansi
7. Selanjutnya
bagian ini akan melakukan hal-hal sebagai berikut.
-
Mengarsipkan kartu jam kerja urut abjad
-
Memperbaharui (update) catatan gaji
komulatif dan
-
Mengarsipkan catatan gaji komulatif urut
abjad
Bagian Keuangan
8. Atas
dasar daftar gaji yang diterima, bagian ini membuat cek transper gaji untuk
mengisi rekening gaji di bank dan bukti sektor bank, dan menyetorkannya ke
bank.
9. Membuat
dan mendatangani cek gaji serta membayarkannya kepada karyawan.
Bagian Akuntansi
10. Setelah
menerima tembusan bukti setor bank dari bank, bagian akuntansi kemudian
mencocokkan tembusan bukti setor tersebut dengan daftar gaji dan
mengarsipkannya urut tanggal.
11. Kegiatan
terakhir, bagian akuntansi akan membuat jurnal pembayaran gaji dan memposting
ke rekening buku besar.
4.1.2
Aktivitas
Pengendalian Sistem Penggajian Manual
Agar
dapatt menghasilkan informasi yang berkualitas baik, selain prosedur baku yang
dimiliki dan ditetapkan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, perusahaan
perlu melaksanakan aktivitas pengendalian, yaitu otorisasi transaksi, pengamanan
terhadap aktiva dan catatan, pemisahan fungsi atau tugas dan menggunakan
dokumen dan catatan yang memadai. Tabel 13.6. menguraikan prosedur pengendalian
intern pada sistem penggajian yang dilaksanakan secara manual.
Pengendalian
Intern Sistem Penggajian Manual
Aktivitas
|
Gaji
|
Otorisasi transaksi
|
·
Penyelia mengotorisasi, bagian
keuangan menyetujui
|
Pengamanan terhadap aktiva dan catatan
|
·
Dibuat atas dasar dafftar gaji
yang disusun secara benar
·
Bernomor urut tercetak
·
Hanya ditandatangani jika dibuat
dengan benar
·
Digunakan sistem inprest rekening
bank khusus gaji
·
Didistribusikan oleh karyawan
yang tidak terlibat dalam proses gaji
·
Diselenggarakan catatan cek yang
masih beredar
·
Diselenggarakan catatan cek yang
tidak dapat dicairkan
|
Pemisahan tugas
|
·
Pencatat waktu kerja dan bagian
gaji
·
Bagian gaji dan pengeluaran kas
·
Bagian gaji dan departemen SDM
|
Dokumen dan catatan yang memadai
|
·
Daftar karyawan dan tarif gaji
yang terkini diperoleh dari departemen SDM
·
Kartu jam kerja dikaji ulang
·
Pembuatan daftar gaji dikaji ulang
|
4.1.3
Narasi
Prosedur Penggajian Berbasis Komputer
Bagian
Gaji
1. Bagian
gaji menerima kartu jam kerja dan tiket jam kerja dari berbagai departemen.
Atas dasar dokumen ini, bagian gaji akan membandingkan kedua dokumen, memasukan
data gaji kekomputer, dan mengarsipkan kedua dokumen tersebut urut waktu.
Departemen
Pengolahan data
2. Setelah
menerima input data gaji, bagian ini akan menjalankan program pengurutan data.
3. Selanjutnya
bagian ini menjalankan program pembuatan cek dengan menggunakan file induk
penggajian dan file buku besar. Keluaran dari proses ini adalah
-
Cek gaji yang akan diserahkan ke
departemen keuangan (kasir)
-
Berbagai macam laporan periodik yang
akan diserahkan ke berbagai departemen
-
Daftar gaji yang akan diserahkan ke
bagian utang.
Prosedua Penggajian Berbasis
Komputer
Bagian Utang
4. Bagian
ini menerima daftar gaji dari departemen pengolahan data. Atas dasar daftar
gaji tersebut, bagian utang akan memberikan otorisasi dan membuat voucher.
Selanjutnya voucher dan daftar gaji diserahkan
ke kasir.
Kasir
5. Bagian
ini mula-mula menerima cek gaji. Selanjutnya bagian ini juga menerima voucher
dan daftar gaji, kemudian memeriksa dan menendatangan cek dan membatalkan
(mengecep lunas voucher)
6. Kemudian
kasir akan mendistribusikan dokumen-dokumen tersebut sebagai berikut
-
Daftar gaji diserahkan kebagian gaji
-
Voucher diserahkan ke bagian akuntansi
-
Cek gaji didistribusikan kepada karyawan
-
Cek transfer gaji dan diserahkan ke bank
Bagian Gaji
7. Atas
dasar daftar gaji yang diterima, bagian gaji akan mencocokan dengan arsip kartu
jam kerja dan tiket jam kerja. Selanjutnya dokumen-dokumen tersebut diarsipkan
urut tanggal.
Prosedur
penggajian yang dibahas di atas adalah salah satu aplikasi SIA yang diproses
secara kelompok, karena (1) cek gaji di cetak secara periodik, (2) sebagian
besar karyawan digaji pada tanggal penggajian sama. Tambahan penjelasan untuk
setiap aktivitas di atas adalah sebagai berikut:
Pembaruan File Induk Gaji
Aktivitas
yang pertama dilakukan dalam sistem penggajian adalah pembaruan terhadap file
induk gaji, karena adanya perubahan seperti: pengangkatan karyawan baru,
pemberhentian karyawan, perubahan tarif gaji dan upah, atau perubahan dalam
potongan-potongan terhadap gaji.
Pembaruan Tarif Pajak dan
potongan-potongan Gaji
Aktivitas
kedua dalam sistem penggajian adalah pembaruan informasi tentang tarif pajak
dan potongan-potongan gaji. Perubahan ini dilakukan oleh departemen penggajian,
namun perubahan tarif pajak dan potongan lain (asuransi) jarang terjadi oleh
karena itu perubahan ini tidak perlu dicantumkan dalam bagan alir standar.
Pengesahan (validasi) data
kehadiran dan data jam kerja
Tahap
ketiga dari system penggajian adalah mengesahkan data kehadiran dan data jam
kerja karyawan. Informasi ini diperoleh dari berbagai departemen dalam
organisasi. Untuk karyawan yang dibayar berdasarkan jam kerja, perusahaan
menyelenggarakan kartu jam kerja karyawan, yang digunakan untuk merekam jam
datang dan jam pulang karyawan untuk setiap sesi tugas, dan merekam jumlah jam
kerja selama satu periode pembayaran gaji.
Untuk
karyawan yang digaji secara tetap, seperti manajer dan staf professional, dasar
pembayaran gaji berupa hasil pengawasan dan pemantauan informasi yang dilakukan
oleh seorang penyelia masing-masing.
Penerapan
insentif dan bonus mensyaratkan bahwa system penggajian, system informasi
penjualan, dan system lain dihubungkan satu sama lain untuk mengumpulkan data yang
akan digunakan untuk menghitung bonus.
Data
transaksi gaji dimasukan melalui terminal on-line. Hal ini memungkinkan
dideteksinya kesalahan data jam kerja yang dimasukan. Pengawasan terhadap
proses input data waktu kerja dan kehadiran karyawan mencakup:
·
Field checks, untuk data numeric dalam
field nomor karyawan dan jam kerja
·
Limit checks, terhadap field jam kerja
·
Range checks, terhadap tarif upah
·
Validity checks, terhadap nomor karyawan
Pembuatan Daftar Gaji
Data
jam kerja diperoleh dari berbagai departemen dan telah ditandatangani oleh
supervisor masing-masing. Pembuatan daftar gaji dilaksanakan oleh departemen
pengolahan data. Jika perusahaan memproses gaji dari beberapa departemen, maka
masing-masing file harus digabungkan.
Selanjutnya seluruh potongan gaji
dijumlahkan dan totalnya dikurangkan dari gaji kotor untuk memperoleh gaji
bersih. Potongan gaji ada dua macam : (1) potongan pajak, dan (2) potongan
pribadi. Potongan pajak berupa PPh pasal 21, sedangkan potongan pribadi
mencakup iuran dana pensiun, asuransi, sumbangan dan lain-lain. Pada tahap ini pula dilakukan pembaruan field
data pada file induk gaji. Setelah proses diatas dilakukan secara lengkap
kemudian dicetak cek gaji karyawan dan daftar gaji.
Daftar
gaji adalah sebuah laporan yang merinci gaji setiap karyawan yang mencakup gaji
kotor, potongan gaji, dan gaji bersih dalam format multikolom: kadang-kadang
dilampiri dengan daftar potongan yang berisi berbagai macam potongan pribadi
karyawan.
Setelah
setiap transaksi gaji selesai diproses,
system juga mengalokasikan biaya tenaga kerja kepada rekening buku besar yang
sesuai dengan menggunakan kunci berupa kode pada data tiket jam kerja.
Pembayaran Gaji
Tahap
berikutnya dalam system penggajian adalah mendistribusikan cek gaji kepada
karyawan. Jika cek gaji sudah dicetak, daftar gaji dikirimkan ke departemen
pencatat utang untuk diperiksa ulang dan untuk memperoleh persetujuan. Setelah
daftar gaji disetujui, departemen utang membuat voucher untuk mengotorisasi
transfer dana dari rekening giro umum ke rekening giro khusus gaji. Voucher dan
daftar gaji kemudian diserahkan ke kasir untuk diperiksa ulang. Selanjutnya,
kasir menyiapkan dan menandatangani cek transfer gaji ke rekening giro khusus
gaji. Selanjutnya, voucher diserahkan ke bagian akuntansi untuk digunakan
sebagai dasar mencatat transaksi pembayaran gaji.
4.2 Tujuan, Ancaman, dan Prosedur
Pengendalian dalam Sistem Penggajian
Fungsi
kedua dari sebuah system informasi akuntansi yang dirancang dengan baik adalah
untuk memungkinkan dilaksanakannya aktivitas pengawasan dan pengendalian yang
memadai guna menjamin bahwa tujuan pengendalian intern dapat dicapai.
Ancaman
|
Akibat
|
Prosedur pengawasan
|
Pengangkatan karyawan yang tidak
kompeten dan jujur
|
·
Kenaikan biaya
·
Produktivitas rendah
·
Pencurian
|
·
Standar pengangkatan karyawan
verifikasi skill pelamar, referensi, dan riwayat pekerjaan
|
Pelanggaran peraturan ketenagakerjaan
|
·
Denda
·
Sangsi moral
|
·
Dokumentasi prosedur pengangkatan
karyawan
|
Perubahan file induk penggajian secara
tidak sah
|
·
Kenaikan biaya
·
Laporan dan catatan yang tidak
akurat
·
Kehilangan aktiva (kas)
|
·
Pemisahan tugas
·
Pengawasan akses
|
Data waktu kerja tidak akurat
|
·
Laporan internal dan biaya tidak
akurat
·
Karyawan banyak yang menganggur atau
kelebihan beban
|
·
Otomasi pengumpulan data
·
Pengawasan aplikasi
·
Rekonsiliasi kartu jam kerja dan
tiket waktu kerja
|
Pemrosesan gaji yang tidak akurat
|
·
Catatan tidak akurat dan
pembuatan keputusan buruk
·
Hukuman pelanggaran hokum pajak
·
Sangsi moral jika karyawan tidak
digaji
|
·
Penjumlahan kelompok dan
pengawasan aplikasi lainnya
·
Diselenggarakan rekening khusus
gaji
|
Pencurian atau kecurangan distribusi
cek gaji
|
·
Kenaikan biaya
·
Kehilangan aktiva (kas)
|
·
Deposit langsung
·
Distribusi cek gaji oleh pihak
independen
·
Investigasi seluruh cek yang
belum diuangkan
·
Pembatasan akses ke blangko cek
·
Cek bernomor urut tercetak
·
Rekening khusus gaji dengan
sistem dana tetap
·
Rekonsiliasi independen rekening
gaji
|
Kehilangan data atau penyajian data
secara tidak sah
|
·
Kehilangan aktiva
·
Penurunan moral
|
·
Pengawasasn akses
·
Prosedur backup
|
Ancaman
1: karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur. Pengangkatan karyawan yang
tidak kompeten dapat meningkatkan biaya produksi. Pengangkatan karyawan yang
tidak jujur berakibat perusahaan kehilangan berbagai aktiva. Calon karyawan
untuk posisi tersebut harus diminta untuknmenandatangani sebuah pernyataan pada
formulir lamaran kerja yang menegaskan kebenaran dan akurasi informasi yang
dicantumkan dalam surat lamaran berikut lampiran-lampirannya.
Ancaman
2 : pelanggaran terhadap peraturan ketenagakerjaan. Pemerintah menetapkan
sangsi yang berat kepada perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan.
Selain itu, perusahaan juga dapat menjadi subyek hukuman moral oleh masyarakat
apabila melakukan diskriminasi tenaga kerja.
Ancaman
3 : pengubahan file induk gaji secara tidak sah. Pengubahab data induk gaji
secara tidak sah akan berakibat pada kenaikan biaya jika tarif gaji, upah,
komisi, dan tarif dasar lainnya yang digunakan untuk menentukan (menghitung)
kompensasi tidak benar. Persoalan ini mengakibatkan tidak akuratnya laporan
biaya tenaga kerja yang pada gilirannya dapat berakibat keputusan yang keliru.
Ancaman
4 : data jam kerja tidak akurat. Ketidak akuratan data jam kerja dan data
kehadiran karyawan dapat berakibat pada kenaikan biaya tenaga kerja dan
kesalahan laporan biaya tenaga kerja. Mesin khusus untuk membaca kode bar dapat
digunakan untuk mengumpulkan data tentang jam kerja dan kehadiran karyawan
dalam bentuk yang dapat dibaca oleh computer. Jika penggunaan mesin ini kurang
tepat, maka dapat diguanaka cara lain yaitu terminal on-line.
Ancaman
5 : pemrosesan gaji yang tidak akurat. Kompleksitas pemrosesan gaji
mengakibatkan munculnya berbagai kesalahan. Kesalahan ini dapat menurunkan
moral karyawan, terutama jika cek gaji sampai terlambat dibayarkan. Kesalahan
pemrosesan dapat pula berakibat denda jika kesalahan ini mengakibatkan batalnya
atau terlambatnya pembayaran pajak. Demikian pula kegalalan untuk mengakses
secara akurat data gaji dan menyerahkan dana tersebut ke pihak yang tepat
mengakibatkan perusahaan terkena payroll error. Prosedur untuk mengatasi
persoalan ini antara lain :
·
Batch total
·
Crosss-footing daftar gaji
·
Rekening giro khusus gaji
Ancaman
6 : pencurian atau kecurangan distribusi cek gaji. Ancaman ini dapat menaikkan biaya
dan kehilangan kas. Pemisahan tugas yang tepat yang tepat yaitu antara
pembuatan dan pendistribusian cek gaji dapar mengurangi risiko ancaman ini.
Ancaman 7 :
kehilangan data atau pengungkapan data yang tidak sah. Database manajemen SDM
merupakan sumberdaya yang bernilai, yang harus dilindungi dari kehilangan atau
kerusakan. Sebagai contoh, karyawan akan turun moralnya jika mengetahui data
gaji karyawan lainnya. Prosedur yang ccocok untuk mengatasi persoalan ini
adalah digunakannya password dan pengawasan keamanan fisik untuk membatasi
akses hanya oleh karya
Gambarnya mana ???
BalasHapus