Siklus
Pengeluaran
v Pengertian Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan
bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus
pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pembelian
bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk
mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan
order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
v Tujuam Siklus Pengeluaran
Tujuan utama dari
siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para
pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang
terkandung didalamnya meliputi:
1.
Memastikan
bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan.
2.
Menerima
seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah
valid dan benar.
3.
Menjaga barang
tersebut sampai dibutuhkan.
4.
Memastikan
bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan
benar.
5.
Mencatat
dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat.
6.
Memposkan
kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di dalam
buku besar utang usaha.
7.
Memastikan
bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang sudah
diotorisasi.
8.
Menyiapakn
seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan
barang atau jasa yang diperoleh.
v Fungsi
Siklus Pengeluaran
Fungsi
dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui
kebutuhan akan barang tersebut.
2. Menempatkan
Pesanan, Menerima dan menyimpan barang.
3. Memastikan
validitas kewajiban pembayaraan.
4. Menyiapkan
pengeluaran kas.
5. Mengelola
utang usaha.
6. Memposkan
transaksi ke dalam buku besar umum.
7. Menyiapkan
laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan.
v Sistem Pembelian
Bagian yang terkait dalam sistem ini
meliputi:
·
Bagian pembelian, yang berfungsi
melakukan pemesanan dari penjual dan meng input nya ke komputer.
·
Bagian hutang, yang bertanggung jawab
untuk memelihara catatan berbagai pembelian barang ke pemasok, sehingga dapat
diketahui jumlah hutang kepada masing-masing pemasok dan juga riwayat layanan
pemasok.
·
Bagian gudang, yang bertugas menerima
kiriman barang yang dipesan dan dan membuat laporan kepada bagian pembelian
bahwa barang sudah diterima, sehingga siap menerima tagihan.
·
Bagian hutang, yang bertugas menerima
faktur penjualan atau tagihan dari pemasok.
·
Bagian keuangan atau kasir bertanggung
jawab untuk membayar hutang kepada pemasok sesuai dengan masa potongan sehingga
perusahaan dapat memperoleh potongan tunai dan menyelenggarakan pencatatan atas
pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian
ini terdiri atas:
1. Permintaan
Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi
penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran
Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur persaingan
tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga
pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan
Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas dan kuantitas
atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli.
4. Bukti
Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang diterima, nomor
purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang yang diterima dan
identitas.
5. Faktur
Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang
yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan
data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup:
·
Bagian gudang mengajukan permintaan
pembelian ke fungsi pembelian
·
Bagian pembelian meminta penawaran harga dari
berbagai pemasok.
·
Bagian pembelian menerima penawaran
harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
·
Bagian pembelian membuat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
·
Bagian penerimaan memeriksa dan menerima
barang yang dikirim oleh pemasok.
·
Bagian penerimaan menyerahkan barang
yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
·
Bagian penerimaan melaporkan penerimaan
barang kepada bagian akuntansi.
·
Bagian akuntansi menerima faktur
tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, bagian
akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
v Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses
pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari
sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah jumlah
terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut
melakukan pembayaran lebih awal. Perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang
dapat dihasiklkan dari dana tersebut. Namun demikian jika kewajiban dibayar
telat perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan
kredibilitasnya sendiri.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas ini adalah:
- Bukti kas keluar
Tanda bukti bahwa perusahaan telah
mengeluarkan uanh tunai, seperti
pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran hutang atau
pengeluaran-pengeluaran lainnya.
- Cek
Salah satu sarana yang digunakan
untuk menarik atau mengambil uang direkening giro.
- Permintaan cek
Sistem
Manual Pengeluaran Kas:
- Bagian utang usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam
bagian utang usaha. Staf administrasi bagian utang usaha meninjau file voucher
utang terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo
dan mengirim voucher serta dokumen pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan
pembelian, laporan penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas.
- Bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran
kas menerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat
kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf
administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah
uangnya, nomor voucher, serta data lain yang terkait dalam daftar cek yang juga
disebut jurnal pengeluaran kas.
- Bagian buku besar
Staf administrasi bagian buku besar
menerima voucher jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang
usaha. Angka dalam voucher menunjukkan pengurangan total dalam kewajiban
perusahaan dan akun kas sebagai akibat dari pembayaran ke pemasok. staf
administrasi bagian buku besar mencatat ke akun pengendali utang usahadan akun
kas dalam buku besar serta merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan
iktisar buku pembantu utang usaha. Pekerjaan ini mengakhiri prosedur
pengeluaran kas.
Tugas
Per divisi:
·
Departemen Persediaan
1. Mengecek
persediaan
2. Mencatat
persediaan yang rusak
3. Membuat
daftar persediaan barang rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan
ke bagian manajer persediaan
·
Manajer Persediaan:
1. Melakukan
pengecekkan
2. Departemen
Pembelian
3. Membuat
surat retur dan menyerahkan ke supplier Supplier
4. Menyiapkan
barang retur / uang pengganti barang retur
5. Menyiapkan
bukti pengembalian retur
·
Bagian penerimaan:
1.
Mengecek barang retur
2.
Mencatat penerimaan barang retur
3.
Membuat laporan penerimaan retur dan
menyerahkan barang ke bagian persediaan
·
Bagian persediaan
1.
Melakukan pengecekan kembali
2.
Manajer Persediaan
3.
Membuat catatan penerimaan barang retur
4.
Menyerahkan laporan ke bagian akuntansi
·
Bagian Akuntansi
1. Membuat
laporan penerimaan barang retur
·
Pimpinan
1.
Memeriksa dan megesahkan laporan
penerimaan barang retur
v Retur
Pembelian
Bila barang dagangan atau barang lain yang sudah dibeli
kemudian dikembalikan lagi atau penyesuaian harga sedang diusahakan. Biasanya
pembeli akan mengadakan hubungan dengan penjuala secara tertulis. Keterangan
mengenai hal itu dapat dinyatakan melalui surat atau dapat juga digunakan Memo
Debit atau Nota Debit.
- Contoh Memo Debit atau Nota Debit
Debitur
mungkin menggunakan tembusan dari Memo Debit tersebut sebagai dasar untuk
pencatatan, atau menunggu jawaban dari kreditu yang biasanya akan berbentuk
Memo Kredit atau Nota Kredit
Ø Flowchart
Retur Pembelian
Ø Prosedur
retur pembelian suatu perusahaan:
·
Vendor
mengirim barang yang telah di order
oleh perusahaan ke bagian penerimaan barang disertai nota pembelian yang
akan dicatat oleh bagian akuntansi persediaan.
·
Oleh
bagian penerimaan barang, barang tersebut dicek apakah sesuai dengan pesanan.
Karena tidak sesuai, bagian penerimaan barang membuat Surat Permohonan Retur
Pembelian (SPRP). SPRP diberikan ke bagian akuntansi persediaan, sedangkan
barangnya diberikan ke bagian gudang.
·
Di bagian akuntansi persediaan, SPRP dan Nota Pembelian
digabungkan untuk membuat Memo Debit yang digunakan sebagai dasar pencatatan
barang yang akan di retur.
·
1
Memo Debit diberikan ke bagian gudang, bersama dengan barang lalu bagian gudang
membuat Catatan Pengeluaran Barang (CPB) yang dibuat arsip oleh bagian gudang.
Dan barang retur dikirim ke vendor bersama dengan Memo Debit.
Catatan
Akuntansi
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan jika pengolahan data transaksi
dilakukan secara manual (tidak menggunakan alat bantu computer), maka catatan
yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:
- Buku jurnal, yang mencakup:’
a. Register voucher, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.
b. Jurnal memorial, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi pengembalian barang yang dibeli atau
perolehan potongan pembelian.
c. Register kas, yaitu buku yang digunakan
untuk mencatat transaksi pengeluaran kas, baik untuk pembelian tunai maupun
pelunasan utang.
- Rekening pembantu piutang dagang, yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat piutang kepada setiap pelanggan.
- Rekening buku besar, yaitu:
a. Utang dagang, yaitu rekening yang
digunakan untuk mencatat bertambahnya utang karena pembelian kredit, dan
berkurangnya utang dagang karena pelunasan atau adanya retur dan potongan
pembelian.
b. Kas, yaitu rekening yang digunakan
untuk mencatat berkurangnya kas karena adanya pembelian tunai atau pelunasan
utang dagang.
v Aktivitas Bisnis Dalam Siklus
Pengeluaran Berbasis Komputer
·
Prosedur
Permintaan Barang
Aktivitas
Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran adalah permintaan
barang atau suplais. Keputusan Kunci yang dibuat pada proses ini adalah
mengidentifikasi barang apa yang akan dibeli, kapan dibutuhkan, dan berapa
banyak yang akan di beli. Keputusan ini normalnya dibuat oleh fungsi pengawas
persediaan (inventory control), meskipun informasi tentang kebutuhan barang
diperoleh dari departeman pengguna barang. Permintaan Pembelian kadang-kadang
juga di buat oleh siklus produksi atau dari fungsi penjualan yang menyampaikan
informasi tentang back order.
·
Prosedur
Pemesanan Barang
Aktivitas
pokok yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesanan suplais dan bahan
baku. Aktivitas pembelian biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau
karyawan pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan
Kunci: Pemilihan Pemasok. Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini adalah
pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga, kualitas, dan kualitas
pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman yang dimiliki oleh para
pemasok sangat penting, terutama pada sistem JIT, karena keterlambatan
pengiriman atau dalam pengiriman terdapat produk cacat dapat mengancam seluruh
sistem. Sekali seorang pemasok terpilih untuk memasok sebuah produk,identitas
pemasok tersebut akan menjadi badian dari atau dimasukan ke dalam file induk
persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari proses seleksi pemasok ketika
akan membeli barang yang sama di kemudian hari. Dengan cara ini, maka kinerja
pemasok secara periodic dievaluasi untuk menentukan apakah pemasok tersebut
masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan
masalah harga, namun juga kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman
barang. Sistem Informasi Akuntansi yang baik, seharusnya juga dirancang untuk
dapat menangkap dan menelusur informasi ini.
·
Prosedur
Penerimaan Barang
Aktivitas ketiga dalam siklus
pengeluaran adalah menerima dan menyimpan barang yang dipesan. Departeman
penerima barang bertanggung jawab untuk menerima barang yang dikirim oleh
pemasok. Selain barang diterima, kemudian dilaporkan ke manajer bagian gudang, untuk
kemudian meneruskannya ke manajer pabrik. Departemen penyimpanan barang yang
bertanggung jawab kepada manajer bagian gudang, bertanggung jawab untuk
menyimpan barang. Informasi tentang tentang penerimaan barang yang dipesan
harus dikomunikasikan ke fungsi pengawas persediaan,untuk memperbarui
catatan persediaan. Tujuan diselenggarakan prosedur ini adalah: (a) untuk
menjamin bahwa semua penerimaan bahan baku, perlengkapan, dan aktiva lain yang
dibeli telah diotorisasi kan (b) untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan
akuntansi.
·
Prosedur
Pencatatan Utang
Aktivitas keempat dalam siklus pengeluaran
adalah proses persetujuan pembayaran faktur pembelian. Proses ini dilaksanakan
oleh departemen hutang dagang yang bertanggung jawab terhadap direktur
keuangan. Tujuan diselenggarakannya subsistem ini adalah untuk mancatat
kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah faktur pembelian, catatan
penerimaan barang, pesanan pembelian (open purchase order) dan file rincian
pesanan pembelian(purchase order detail files).
Secara legal, kewajiban untuk
membayar ke pemasok mulai timbul saat barang diterima.meskipun demikian,untuk
alasan praktis, sebagian besar perusahaan mencatat utang setelah diterima dan
disetujuinya faktur pembelian. Tujuan dilakukannya cara ini adalah untuk
mengotorisasi dan menentukan apakah faktur yang diterima layak di
bayar.tentunya faktur pembelian dikatakan layak di bayar jika barang dan jasa
yang dipesan benar-benar telah diterima oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan
ini, diperlukan informasi dari bagian pembelian (berupa tembusan order
pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan penerimaan barang. Tembusan
order pembelian dari bagian pembelian menegaskan bahwa barang atau jasa yang
tercantum dalam faktur pembelian benar-benar dipesan. Tembusan laporan
penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang menegaskan tentang kuantitas
dan kondisi yang diterima.
·
Prosedur
Pengeluaran Kas
Aktivitas terakhir pada siklus pengeluaran
adalah pembayaran faktur yang telah disetujui. Aktivitas ini, disebut dengan
aktivitas pengeluaran kas, dilaksanakan oleh kasir, yang bertanggung jawab
kepada manajer keuangan. Tujuan diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk
menjamin bahwa pembayaran kepada pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah
yang benar. Input bagi aplikasi ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan kunci dalam prosedur
pengeluaran kas adalah menentukan apakah perusahaan akan memanfaatkan fasilitas
potongan yang tersedia atau tidak. Untuk membuat keputusan ini,dibutuhkan informasi
anggaran kas jangka pendek. Dalam anggaran kas tersebut tergambar taksiran arus
kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode tertentu di masa mendatang
(biasanya satu tahun). Informasi yang tercantum dalam anggaran tersebut berasal
dari berbagai sumber. Bagian piutang dagang memberikan proyeksi penerimaan kas.
File utang dagang dan file order pembelian menunjukan potensi pembayaran kepada
para pemasok, yang bermakna taksiran arus kas keluar di masa mendatang. Fungsi
sumber daya manusia memberikan informasi tentang kebutuhan kas untuk pembayaran
gaji karyawan.jika cukup anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan
kas dalam jumlah yang untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas,maka fasilitas
potongan yang tersedia harus dimanfaatkan agar dapat diperoleh penghematan
pengeluaran kas.
v Tujuan,
Ancaman dan Prosedur Pengendalian
Fungsi
kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan
dan pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:
1.
Semua
transaksi telah diotorisasi secara tepat
2.
Semua
transaksi yang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)
3.
Semua
transaksi yang valid dan telah diotorisasi telah dicatat
4.
Semua
transasksi telah dicatat secara akurat
5.
Semua
aktiva (kas, persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6.
Aktivitas
bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dokumen
dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan peranan penting dalam
pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen yang sederhana, lengkap dengan
instruksi pengisian yang jelas akan memudahkan pencatatan data transaksi yang
efisien dan akurat. Jika perusahaan menggunakan dokumen elektronik, maka
penggunaan prosedur pengendalian aplikasi yang tepat seperti cek validitas, cek
field, dan sebagainya akan meningkatkan akurasi entry data. Penyediaan ruang
khusus pada dokumen kertas dan dokumen elektronik untuk mencantumkan siapa yang
membuat dan siapa yang mengkaji dokumen tersebut juga merupakan bukti bahwa
sebuah transaksi telah diotorisasi secara tepat.
Selain kewajiban diatas perlu
diperhatikan beberapa ancaman yang terjadi seperti:
·
Perminataan Barang
Tujuan
utama proses permintaan pembelian adalah untuk memelihara pasokan seluruh
kebutuhan bahan baku secara memadai. Dua ancaman yang muncul dalam mencapai
tujuan ini adalah:
1.
Kehabisan
barang.
Untuk mengatasi ancaman ini,
perusahaan perlu menetapkan sebuah system pengendalian persediaan yang akurat.
Metode pencatatan persediaan perpectual dapat digunakan untuk menjamin bahwa
informasi tentang tentanf persediaan brang selalu terkini.
2.
Pembelian
barang yang tidak diperlukan atau dalam jumlah berlebih.
Perusahaan harus selalu tanggap
terhadap pembelian barang-barang yang kurang penting. Penyelenggaraan system
persediaan perpectual dapat membantu menjamin validitas permintaan pembelian
yang dibuat secara otomatis oleh system pengendalian persediaan.
·
Pemesanan Barang
Berikut
ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk menanggulangi ancaman tersebut agar
tidak terjadi.
3.
Pembelian
barang dengan harga mahal.
Perusahaan berupaya untuk memperoleh
harga yang wajar untuk barang dan bahan
baku yang dibelinya. Oleh karena itu, daftar harga untuk barang-barang yang
sering dibeli harus disimpan dalam computer dan dikonsultasikan setiap kali
memesan barang.
4.
Pembelian
barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk memperoleh barang
dengan harga yang rendah, perusahaan harus hati-hati terhadap kemungkinan
terjadinya pembelian barang dengan kualitas rendah.
5.
Pembelian
barang dari pemasok yang tidak sah
Pembelian barang dari pemasok yang
tidak sah dapat menimbulkan berbagai persoalan. Barang yang diperoleh bisa saja
berkualitas rendah atau harga barang terlalu tinggi (mahal).
6.
Suap
Suap adalah pemberian uang atau
barang dari pemasok kepada petugas pembelian, dengan maksud untuk mempengaruhi
pemilihan pemasok. Suap ini dapat berakibat diperolehnya barang dengan kualitas
rendah atau dengan harga terlalu tinggi.
·
Penerimaan dan Penyimpanan Barang
Berikut ancaman pengendalian yang
berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan barang:
8. Penerimaan barang yang tidak dipesan
Penerimaan barang kiriman barang
yang tidak dipesan menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang
berkaitan dengan penyimpanan dan pengembalian barang ke pemasok.
9. Pencurian barang
Kehilangan dapat diatasi dengan
menerapkan prosedur-prosedur pengendalian sebagai berikut. Pertama, barang
harus disimpan dalam lokasi aman, dan akses ke lokasi tersebut dibatasi. Kedua,
seluruh transfer barang antar bagian dalam perusahaan harus didokumentasikan.
·
Persetujuan Faktur Pembelian
Berikut ancaman dan prosedur
pengendalian untuk mengatasi ancaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
10. Kesalahan dalam faktur pembelian
Faktur pembelian yang diterima dari
pemasok dapat mengandung berbagai jenis kesalahan, misalnya salah mencatumkan
harga atau salah menjumlah.
11. Pembayaran barang yang tidak
diterima
Cara pengendalian terbaik untuk
mengatasi pembayaran barang yang tidak pernah diterima adalah dengan
membandingkan kuantitas yang tercantum di faktur pembelian dengan kuantitas
yang tercantum dalam tembusan laporan penerimaan barang yang telah
ditandatangani oleh karyawan yang menerima transfer barang dari departemen
penerima barang.
12. Kegagalan memanfaatkan fasilitas
potongan
Ancaman ini menyebabkan perusahaan
kehilangan banyak uang. Salah satu cara untuk menanggulangi ancaman ini adalah
pengarsipan yang tepat dan cermat.
13. Pembayaran faktur yang sama dua kali
Faktur yang sama dapat dibayar lebih
dari sekali kaerna beberapa hal. Kemungkinan pertama, duplikat faktur dikirmkan
setelah cek diposkan. Kemungkinan kedua, faktur pembelian terpisah dari dokumen
lainnya dalam paket voucher.
14. Kesalahan dalam pencatatan dan
posting pembelian dan pembayaran
Kesalahan dalam pencatatan dan
posting pembayaran kepada pemasok akan berakibat kesalahan dalam laporan
keuangan dan laporan kinerja, yang pada gilirannya berakibat buruknya pembuatan
keputusan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka perusahaan harus
menyelenggarakan pengawasan pemrosesan dan entry data yang memadai dan tepat.
·
Pembayaran Barang
Berikut ini diuraikan berbagai
ancaman dan prosedur untuk mengatasi ancaman tersebut.
15. Ketidaktepatan kas
Kas adalah aktiva yang mudah dicuri,
oleh karena itu, akses terhadap kas dan blanko cek harus dibatasi. Untuk
mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan pemisahan fungsi yang memadai.
16. Pencurian yang berhubungan dengan
penggunaan EFT
Penggunaan EFT, baik individu maupun
bersamaan dengan FEDI, membutuhkan tambahan prosedur pengendalian. Untuk itu,
perlu digunakan password dan ID pemakai, dan secara periodic diganti.
·
Pengendalian Umum
17. Kehilangan data
Data penting yang dimiliki oleh
perusahaan harus dilindungi dari kehilangan. Salah satu cara yang dapat dipakai
adalah memasang label internal dan label eksternal guna mengurangi kemungkinan
terhapusnya data penting dan juga untuk menjamin bahwa file induk yang
diperbarui alah file induk versi terbaru.
18. Kinerja yang buruk
Tujuan pengendalian lain dalam
siklus pengeluaran adalah mendorong efisiensi dan efektifitas kinerja aktifitas
bisnis. Penyusunan dan pengkajian laporan kinerja merupakan cara yang efektif
dalam pencapaian tujuan tersebut.
mbak intan minta ijin artikel nya aku copas buat reverensi tugas
BalasHapusMAAF ,, SEBAIKNYA masukin referensi untuk menghindari plagiatisme ,, trimakasih ,,, aku izin copas
BalasHapusTERIMAKASIH MBA
BalasHapus