SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJERIAL
1.1 Arus Informasi
Sistem informasi akuntansi mengakui dan
merekam transaksi yang terjadi,
mencatat, meringkas dan melaporkan informasi kepada para pemakai
informasi. Jika proses tersebut dilakukan dengan menggunakan computer, maka
sebuah sistem informasi disebut dengan sistem yang berbasis computer , jika
tidak menggunakan alat bantu computer, maka sebuah sistem informasi disebut
dengan sistem manual. Baik pada sistem berbasis computer maupun sistem manual,
dalam urutan aktivitas yang dijalankannya terjadi aliran data dan informasi.
Dalam sistem informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir menuju
2 arah, yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down)
dan dari bawah keatas (botton-up). Top-down flow adalah sistem yang
mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi di jenjang
manajemen puncak dalam sebuah organisasi dan meneruskan serta mendistribusikan
informasi ke jenjang organisasi yang lebih rendah. Botton-up flow adalah sistem
yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi pada
jenjang organisasi paling bawah, kemudian secara terstruktur melaporkan
informasi kepada manajemen puncak.
1.2 Aliran Informasi Dari Atas Kebawah
(Top-Down Information Flow)
Sistem penganggaran sebuah organisasi
merupakan sistem yang mengalirkan informasi dari atas ke bawah. Sistem
informasi ini menghasilkan anggaran periodic, yang memberikan informasi kepada
para manajer tentang rencana kuantitatif organisasi untuk periode mendatang.
Dengan menetapkan dan mengkoordinasikantujuan yang terukur untuk setiap segmen
dalam organisasi, anggaran membantu mencapai tujuan organisasi keseluruhan.
v
Struktur
Organisasi
Sebuah struktur organisasi
memberikan lingkungan bagi aliran informasi. Agar sistem penganggaran dapat
berfungsi secara tepat, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Organisasi harus menetapkan sebuah struktur
yang membedakan setiap segmen yang terlibat.
2. Organisasi harus memiliki ketentuan yang
jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab setiap manajer segmen.
3. Setiap karyawan harus memberikan laporan
hanya kepada atasan langsungnya.
4. Manajemen puncak harus menetapkan secara
jelas hubungan atasan bawahan antar karyawan.
Manajemen puncak mengkomunikasikan
struktur organisasi dengan menggunakan bagan organisasi dan uraian jabatan.
Bagan organisasi mengidentifikasi segmen-segmen
yang ada dan mengkomunikasikan hubungan atasan bawahan. Uraian jabatan
menetapkan tanggung jawab.
v
Pernyataan
Kebijakan
Pernyataan kebijakan yang dimiliki
oleh sebuah perusahaan menjelaskan tentang harapan manajemen puncak tentang
perilaku karyawan. Pernyataan kebijakan itu memberikan araha bagi karyawan
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jabatan. Agar dapat berjalan secara
efektif, pernyataan kebijakan harus lengkap dan memiliki daya paksa. Salah satu
jenis pernyataan kebijakan adalah standar perilaku sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku
2. Hubungan dengan aparat pemerintah
3. Pencatatan yang benar terhadap dana, aktiva
dan pengeluaran kas
4. Kegiatan diluar tugas yang bertentangan
dengan kepentingan perusahaan.
5. Perusahaan anak dan perusahaan afiliasi
6. Laporan-laporan dan jaminan
v
Tujuan
Kerja
Sistem penganggaran yang efektif
mensyaratkan bahwa manajemen menetapkan tujuan kinerja untuk setiap segmen
dalam organisasi. Selanjutnya manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan ini ke
setiap manajer segmen dengan mengeluarkan anggaran periodic. Sistem ini disebut
sistem penganggaran kinerja.
v
Tujuan
Organisasi dan Tujuan Departemen
Sistem penganggaran kinerja
menjabarkan tujuan perusahaan yang menggunakan ukuran return on invested
capital ke dalam tujuan yang lebih rinci dan spesifik untuk jenjang yang lebih
bawah seperti departemen, devisi, biro, bagian dan lain-lain.
v
Metode-metode
Penyusunan Tujuan Departemental
Jika manajemen puncak menetapkan
tujuan departemental untuk jenjang manajer yang lebih bawah, maka sebuah sistem
penganggaran kinerja disebut sistem otoritatif. Sitem ini berarti sistem
penganggaran bergantung pada otoritas manajemen puncak untuk memotivasi
karyawan guna mencapai tujuannya. Alternative lain yang dapat digunakan adalah
perusahaan member kesempatan kepada para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk
berpartisipasi dalam menyusun tujuan kinerjanya sendiri. Sistem penganggaran
ini disebut sistem penganggaran partisifatif. Proses informasi yang mengalir ke
jenjang yang lebih bawah, dinamakan amplikasi informasi.
1.3 Aliran Informasi dari Bawah ke Atas
(Bottom-up Information Flow)
Informasi jenis ini berasal dari
kejadian atau transaksi yang terjadi pada jenjang yang paling bawah dalam
struktur organisasi. Sitem yang mencatat transaksi, memprosesnya dan melaporkan
kepada manajer yang lebih atas disebut sistem pelaporan pertanggungjawaban.
Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh setiap segmen organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa
satuan moneter pendapatan dan biaya, atau data statistic jam kerja dan unit
diproduksi.
v
Pusat
Pertanggungjawaban
Sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan
informasi tentang realisasi kegiatan dan tujuan kinerja pada jenjang organisasi
yang paling rendah dalam hirarko organisasi. Segmen organisasi yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah pusat pertanggungjawaban. Pusat
pertanggungjawaban yang ada yaitu :
1. Pusat Biaya
2. Pusat laba
3. Pusat Investasi
v
Laporan
Kinerja
Sistem akuntansi
pertanggungjawaban mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan dalam laporan
kinerja, yang berisi informasi tentang realisasi, anggaran, selisih antara
realisasi dan anggaran, untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Kadang-kadang
manajemen menghendaki bahwa anggaran biaya dirinci kedalam biaya tetap dan
biaya variable, sehingga membuat anggaran fleksibel. Laporan kinerja untuk
pusat laba dan pusat investasipada dasarnya sama, yang berbeda isi laporannnya.
1.4 Pengumpulan data Pada Sistem Akuntansi
Pertanggungjawaban
Sistem akuntansi
pertanggungjawaban mengalirkan informasi dari bawah ke atas berupa realisasi
kinerja dan dari atas ke bawah berupa anggaran kinerja. Sistem ini menghasilkan
laporan kinerja untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang meringkas anggaran
pendapatan, anggaran biaya, realisasi pendapatan dan realisasi biaya.
Untuk mengumpulkan data,
perusahaan menggunakan kode pertanggungjawaban yaitu mengklasifikasikan
transaksi berdasarkan pusat pertanggungjawaban dan berdasarkan rekening dalam
bagan rekening sekaligus. Klasifikasi ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
1. Transaksi diklasifikasikan sesuai dengan
rekening yang tercantum dalam bagan rekening
2. Transaksi diklasifikasikan sesuai dengan
tempat terjadinya biaya
3. Menghubungkan jenis rekening dengan tempat
terjadinya transaksi tersebut.
v
Kode
Pertanggungjawaban
Kode ini digunakan untuk mencatat
tempat terjadinya transaksi. Karena setiap unit dalam organisasi terlibat dalam
berbagai macam transaksi, maka setiap unit tersebut merupakan tempat terjadinya
transaksi, maka setiap unit harus memiliki kode khusus yang disebut dengan kode
pertanggungjawaban.
v
Kode
rekening
Kode pertanggungjawaban hanya
digunakan untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggungjawab terhadap transaksi
tersebut. Oleh karena itu perusahaan tetap membutuhkan kode rekening untuk
keperluan pencatatan dan pelaporan informasi. Oleh karena itu struktur kode
rekening dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan kombinasi antara
rekening dank ode pertanggungjawaban.
v
Kode
Anggaran
Kode tanbahan disisipkan antara
kode pertanggungjawaban dank ode rekening, untuk dapat membedakan secara tegas
yaitu kode anggaran dank ode rekening.
1.5 pelaporan Keuangan dan Akuntansi
Pertanggungjawaban
Pada dasarnya laporan kinerja yang
dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban hanya bermanfaat
untuk keperluan intern. Oleh karena itu bentuk dan isi laporan kinerja sangat
spesifik, dan tidak bisa langsung dikonvensi untuk menghasilkan laporan
keuangan untuk kepentingan extern. Dengan demikian sistem informasi akuntansi
harus menyusun kembali laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan dengan menggunakan data yang dihimpun oleh sistem akuntansi
pertanggungjawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar